6.7.11

Satire

Seorang dungu untuk memahami
Bagaimana menafsirkan?
Saat tutur tak lagi dapat jadi pijakan
Laku pun tersembunyi dalam ambiguitas
Seperti hidup dalam simulakra
Yang menjebak setiap lalat yang terlalu lugu
Intuisi lumpuh
Dian terakhir malah padam
Ke mana sekarang?

Dengar
Lagi-lagi lagu biru itu
Ada yang memutar piringan hitam di kejauhan
Dengarlah
Begitu sendu
Melumat setiap sendi dan belulang

Hidup melanjutkan teka-teki pendahulu yang tak terjawab
Pendahulu yang mewarisi segala karsa yang kini bergejolak hebat
Hanya, dan tinggal mengekor
Dialektika tersumbat
Satu-satunya setapak telah tertutup belukar

Nyatakah?

No comments:

Post a Comment